Hari-hari antara tanggal 4-6 September 2024 menjadi salah satu momen paling bersejarah dan membahagiakan bagi umat Katolik di Indonesia. Paus Fransiskus, pemimpin Gereja Katolik yang dikenal dengan kerendahan hatinya, melakukan kunjungan Apostolic Journey yang begitu dinanti-nanti oleh banyak orang, tidak hanya umat Katolik, tetapi juga oleh berbagai lapisan masyarakat Indonesia, termasuk dari saudara-saudara non-Katolik.
Sumber: https://www.instagram.com/p/C_c2Qn0t_Gk/?img_index=1 |
Sumber: INDONESIA PAPAL VISIT COMMITTEE/AGUS SUPARTO |
Namun, di tengah kebahagiaan yang begitu besar, saya tidak bisa memungkiri ada rasa sedih yang menyelinap di hati. Kesedihan itu datang karena saya tidak mendapat kesempatan untuk melihat langsung kehadiran Paus Fransiskus di Jakarta, atau bahkan ikut dalam misa akbar yang beliau pimpin di Stadion Gelora Bung Karno bersama ribuan umat Katolik lainnya. Rasanya seperti ada bagian kecil yang hilang, keinginan untuk merasakan langsung kehadiran fisik beliau dalam momen yang begitu spesial.
Mamiku ikut Misa Akbar bersama Paus |
Sumber: https://www.instagram.com/p/C_jAEfJPoLV/?img_index=1 |
Meski demikian, rasa bahagia saya tak kalah besar dari rasa sedih itu. Melihat begitu banyak orang yang dengan antusias menyambut kehadiran Paus Fransiskus—baik mereka yang Katolik maupun non-Katolik—membuat hati ini hangat. Kehadiran Paus Fransiskus membawa kedamaian yang nyata di Indonesia. Seluruh suasana di Jakarta seolah berubah, menjadi lebih damai, penuh kasih, dan penuh harapan. Tidak ada ketegangan, hanya kebersamaan yang indah. Seperti yang sering beliau sampaikan, Paus Fransiskus benar-benar adalah simbol persatuan dalam perbedaan, sebuah nilai yang sangat relevan dengan semboyan bangsa kita, Bhinneka Tunggal Ika.
Sumber: https://www.instagram.com/p/C_dQh8rNWqL/?img_index=1 |
Yang sangat menginspirasi saya adalah bagaimana Paus Fransiskus sepanjang kunjungannya mencerminkan tiga kaul tradisional Katolik dalam setiap aspek kehidupannya. Gaya hidup beliau yang sederhana menjadi contoh nyata dari ajaran yang beliau sampaikan.
Kaul Kemiskinan: Paus Fransiskus menolak segala bentuk kemewahan, tidak tinggal di hotel bintang lima selama kunjungannya, melainkan memilih untuk tinggal di Kedutaan Besar Vatikan di Jakarta. Pilihan ini mencerminkan betapa beliau menghargai kehidupan sederhana dan menolak gaya hidup mewah yang tidak perlu. Beliau juga tidak menggunakan kendaraan mewah atau limusin, melainkan memilih mobil sederhana yang lebih ramah lingkungan, sebuah pengingat bagi kita untuk lebih bertanggung jawab secara ekologis.
Kaul Ketaatan: Paus Fransiskus menunjukkan ketaatan luar biasa kepada misi Gereja dan Kristus. Beliau selalu siap untuk melayani umat, tidak memandang status sosial atau perbedaan. Selama kunjungannya, beliau memimpin misa di Gelora Bung Karno dengan kerendahan hati dan memberikan pesan kuat tentang kasih dan persatuan kepada semua yang hadir. Tidak hanya berbicara kepada umat Katolik, beliau juga menunjukkan kepedulian kepada seluruh bangsa Indonesia melalui pesan-pesan damai dan keadilan sosial.
Kaul Kemurnian: Kehidupan Paus Fransiskus yang penuh dengan pengabdian kepada Tuhan juga tercermin dalam pilihan-pilihannya selama kunjungan ini. Beliau memilih untuk bepergian dengan pesawat komersial alih-alih menggunakan pesawat pribadi, menunjukkan bahwa beliau memilih untuk tetap sederhana dan bersatu dengan umat biasa, bukan terpisah dari kehidupan nyata yang kita jalani sehari-hari.
Salah satu momen yang paling saya kagumi adalah ketika beliau bertemu dengan para pemimpin agama di Masjid Istiqlal, simbol persatuan antaragama di Indonesia. Pertemuan ini bukan hanya sekadar pertemuan formal, tetapi menjadi pengingat bagi kita semua akan pentingnya dialog antaragama untuk menciptakan dunia yang lebih damai dan adil. Terowongan Silaturahmi yang menghubungkan Masjid Istiqlal dengan Katedral Santa Maria menjadi simbol nyata dari persahabatan antaragama, yang begitu relevan di tengah dunia yang penuh dengan perpecahan ini.
Sumber: https://www.instagram.com/p/C_hd-y3pa2k/?img_index=3 |
Sumber: https://www.instagram.com/p/C_hd-y3pa2k/?img_index=3 |
Sumber: https://www.instagram.com/p/C_hd-y3pa2k/?img_index=3 |
Paus Fransiskus juga berbicara tentang keadilan sosial dan lingkungan, menyerukan kita semua untuk lebih peduli terhadap mereka yang terpinggirkan dan untuk menjaga lingkungan hidup, sesuai dengan ajaran dalam ensiklik Laudato Si'. Indonesia, dengan kekayaan alamnya, diberi amanat besar untuk melestarikan lingkungan, dan saya merasa terinspirasi oleh pesan beliau untuk lebih peduli terhadap bumi kita.
Sumber: https://www.instagram.com/p/C_gL84bto9q/?img_index=1 |
Walau saya tidak bisa hadir secara fisik di setiap acara penting ini, perasaan bahagia tetap mengalir ketika melihat bagaimana Paus Fransiskus menjadi teladan hidup bagi kita semua. Dari cara hidupnya yang sederhana, pesan-pesan cintanya, hingga perjuangannya untuk keadilan, Paus mengingatkan kita bahwa inti dari kehidupan Kristiani adalah kasih dan pelayanan. Kehadiran beliau membawa harapan baru bagi kita semua untuk menjalani hidup dengan lebih penuh kasih, lebih sederhana, dan lebih bertanggung jawab kepada sesama dan lingkungan kita.
Sumber: INDONESIA PAPAL VISIT COMMITTEE |
Saya percaya bahwa meskipun saya tidak bisa melihat Paus Fransiskus secara langsung, semangat dan pesan beliau tetap hidup di hati saya dan kita semua. Semoga kita bisa terus meneladani hidup beliau dan menerapkan pesan-pesan cinta kasih dan kesederhanaan dalam kehidupan kita sehari-hari. 💖🙏
NB. Jika ada nama fotografer yang tidak tercantum, itu karena saya tidak menemukan namanya. Jika kamu pemilik foto yang saya tayangkan di sini, mohon informasikan pada saya dan akan saya cantumkan namanya. Terima kasih.